A.Tradisi Sejarah Masyarakat Pra-Aksara
Masa pra-aksara untuk masing-masing negeri tidak sama. Misalnya,
bangsa Mesir telah mengakhiri masa pra-aksara sekitar tahun 4.000 SM,
bangsa Phunisia di pulau Kreta mengakhiri masa pra-aksara sekitar tahun
2.500 SM, dan masa pra-aksara bangsa Indonesia baru berakhir pada abad
ke-4 Masehi.
Sumber-sumber sejarah yang ditemukan atau sampai ke
tangan para sejarawan atau peneliti sejarah tidak secara otomatis dapat
memberikan informasi yang sebenarnya dan yang diperlukan tentang
peristiwa lampau tersebut. Oleh karena itu, para sejarawan berusaha
menafsirkan dan menceriterakan peristiwa masa lampau itu secara benar.
Sebelum upaya penafsiran dilakukan, seorang ahli sejarah harus
memastikan kebenaran sumber sejarah yang dikajinya. Apakah sumber
sejarah yang sampai ke tangan para ahli sejarah benar-benar asli dari
zaman yang dimaksud? Apakah sumber sejarah yang sampai ke tangan para
ahli sejarah dapat dipercaya kebenarannya? Usaha para ahli sejarah makin
sulit apabila masyarakat yang hendak diceriterakan belum mengenal
tulisan. Dengan demikian, usaha mendeskripsikan atau merekonstruksi
kehidupan masyarakat pra-aksara merupakan pekerjaan yang sulit.
1.Cara Masyarakat Pra-Aksara Mewariskan Masa Lalunya
Tidak semua kejadian di masa lampau dapat diketahui oleh manusia yang
hidup saat ini. Bahkan dapat dikatakan hanya sebagian ang sangat kecil
saja ang diketahui manusia sekarang. Hal itu disebabkan banyak hal,
diantaranya adalah jangkauan waktunya yang terlalu jauh dari masa
sekarang dan terbatasnya sumber sejarah yang dapat dipakai sebagai bukti
untuk mengungkap peristiwa masa lalu. Semua itu menunjukkan betapa
rumitnya menggali sejarah masa lampau. Terlebih jika itu menyangkut
kehidupan masyarakat manusia pada zaman prasejarah beserta aspek-aspek
kebudayaannya.
Dari keterbatasan-keterbatasan tersebut, kegiatan
penelitian sejarah baik yang dilakukan oleh sejarawan, mahasiswa
sejarah, maupun orang-orang tertentu yang memiliki ketertarikan pada
studi sejarah adalah kegiatan penting yang bisa mengungkap atau
memperoleh gambaran peristiwa masa lalu.
Mengingat masyarakat pra-aksara tidak meninggalkan sumber lisan dan sumber tertulis, maka untuk mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara digunakan sumber benda. Para ahli mengamati secara seksama benda-benda peninggalan dan menafsirkan tentang kehidupan masyarakat pra-aksara. Oleh karena itu, para ahli tidak dapat mengungkap secara lengkap tentang kehidupan masyarakat pra-aksara. Namun, para ahli telah memberikan sumbangan yang berarti karena telah berusaha menggambarkan kehidupan masyarakat pra-aksara yang paling mendekati kenyataan.
0 komentar:
Posting Komentar